Cinta yang sesungguhnya, hasil wawancara

Berbicara soal cinta, tentu akan mengundang sejuta prasangka. Setiap orang memiliki pandangan berbeda tentang cinta. Ada yang memaknainya secara positif dan ada pula yang memaknai secara negatif.
Ini adalah beberapa wawancara khusus syifa dengan salah satu ustd terkait makna cinta. Beliau termaksud keluarga yang romantis. Beliau adalah Ustdz Muhammad Rofiq Spdi.
Ini adalah beberapa wawancara khusus syifa dengan salah satu ustd terkait makna cinta. Beliau termaksud keluarga yang romantis. Beliau adalah Ustdz Muhammad Rofiq Spdi.
Asslamualaikum.wr.wb pak, kira-kira apa sih pengertian cinta menurut bapak?
Waalaikum salam..
Mm.. begini pertama cinta itu fitrah. Bahkan dunia ini diciptakan Allah berdasarkan cinta. Jadi tidak ada satupun manusia yang diciptakan tanpa cinta tak terkecuali hewan sekalipun. Dikatakan manusia normal apabila ia dapat menggunakan cintanya seefektif mungkin. Itulah yang nanti yang kita sebut manajemen cinta. Aid Alqarni dalam salah satu tulisanya mengatakan bahwa dunia ini diciptakan oleh Allah SWT berdasarkan cinta. Jadi kalau hewan mempunyai cinta, apalagi manusia. Itu fitrah, artinya tidak mungkin manusia tidak mempunyai fitra cinta. Siapapun sekasar apapun manusia, tidak mungkin ia tidak mempunyai fitrah cinta. Yang membedakan adalah bagaimana cara mengimplementasikan cintanya. Begitu saya rasa.
Terkait dengan manajemenn cinta, kepada siapapun saja cinta itu semestinya kita berikan?
Pertama cinta kita kepada Allah itu harus senantiasa kita upayakan. Karna apapun yang kita cintai dari dunia, semua ada pada Allah.
Cinta kita kepada istri, anak, harta, pangkat, semuanya boleh. Hanya kemudian bagaimana cinta kita kepada semua itu menghantarkan kecintaan kita yang utama kepada Allah. Karna muara cinta kita semua harus kepada Allah. Tujuan cinta kita juga harus kepada Allah. Karena Allah memiliki segala-galanya. Dia mempunyai segala kelebihan.
Tidak ada alasan untuk tidak mencintai Allah. Permasalahanya cinta kepada Allah dan makhluk itu berbeda. Cinta pada Allah itu syarat utamanya Iman. Sementara cinta kepada makhluk syarat utamanya adalah nafsu. Makanya sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak mencintai Allah SWT.
Kemudian yang kedua, adalah cinta kepada kedua orang tua, istri, anak dll. Dalam suatu hadist diriwayatkan bahwa orang yang mati syahid itu akan diberi izin memberi syafaat kepada 70 orang yang dicintainya. Permasalahannya siapa orang yang paling kita cintai?
Jadi orang-orang yang memiliki cinta kepada Allah adalah orang-orang yang dalam hatinya ada iman. Cinta kepada Allah dan rasul merupakan satu paket. Jadi cinta kita pada Allah dan rasul bukan kemudiannmenomor satu-duakan. Tapi keduanya adalah satu paket. Itulah makna syahadatain.
Pertama cinta kita kepada Allah itu harus senantiasa kita upayakan. Karna apapun yang kita cintai dari dunia, semua ada pada Allah.
Cinta kita kepada istri, anak, harta, pangkat, semuanya boleh. Hanya kemudian bagaimana cinta kita kepada semua itu menghantarkan kecintaan kita yang utama kepada Allah. Karna muara cinta kita semua harus kepada Allah. Tujuan cinta kita juga harus kepada Allah. Karena Allah memiliki segala-galanya. Dia mempunyai segala kelebihan.
Tidak ada alasan untuk tidak mencintai Allah. Permasalahanya cinta kepada Allah dan makhluk itu berbeda. Cinta pada Allah itu syarat utamanya Iman. Sementara cinta kepada makhluk syarat utamanya adalah nafsu. Makanya sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak mencintai Allah SWT.
Kemudian yang kedua, adalah cinta kepada kedua orang tua, istri, anak dll. Dalam suatu hadist diriwayatkan bahwa orang yang mati syahid itu akan diberi izin memberi syafaat kepada 70 orang yang dicintainya. Permasalahannya siapa orang yang paling kita cintai?
Jadi orang-orang yang memiliki cinta kepada Allah adalah orang-orang yang dalam hatinya ada iman. Cinta kepada Allah dan rasul merupakan satu paket. Jadi cinta kita pada Allah dan rasul bukan kemudiannmenomor satu-duakan. Tapi keduanya adalah satu paket. Itulah makna syahadatain.
Lalu pak, bagaimana manajemen cinta yang disyariatkan oleh islam?
Diawal sudah saya katakan bahwa muara cinta kita kepada Allah SWT. Islam itu agama yang cukup bijaksana untuk melihat, memahami, dan mengetahui fitrah kemanusiaan. Artinya ketika Allah memerintahkan kita untuk mencintai Nya, Allah juga tidak kemudian melarang kita untuk cinta kepada dunia. Dalam surat alqashas ayat 77, Allah menyuruh kita untuk mengambil bagian kita diakhirat dengan beribadah dan kedekatan kita kepada Allah, namun juga jangan lupa mengambil bagian kita di dunia. Artinya Allah membolehkan kita untuk cinta kepada dunia, istri harta dan sebagainya. Namun bagaimana kemudian manajemen cinta yang kita arahkan disini membuat cinta kita kepada Allah semangkin nyata.
Diawal sudah saya katakan bahwa muara cinta kita kepada Allah SWT. Islam itu agama yang cukup bijaksana untuk melihat, memahami, dan mengetahui fitrah kemanusiaan. Artinya ketika Allah memerintahkan kita untuk mencintai Nya, Allah juga tidak kemudian melarang kita untuk cinta kepada dunia. Dalam surat alqashas ayat 77, Allah menyuruh kita untuk mengambil bagian kita diakhirat dengan beribadah dan kedekatan kita kepada Allah, namun juga jangan lupa mengambil bagian kita di dunia. Artinya Allah membolehkan kita untuk cinta kepada dunia, istri harta dan sebagainya. Namun bagaimana kemudian manajemen cinta yang kita arahkan disini membuat cinta kita kepada Allah semangkin nyata.
Menurut bapak menikah itu cinta atau nafsu?
Nafsu manusia dengan binatang itu sama. Bahkan ketika manusia mengikuti hawa nafsunya, ia bisa lebih bengis dari binatang. Hanya bedanya kita memiliki akal sementara mereka hanya memiliki instink.
Jadi jika ditanya menikah itu cinta atau nafsu, jawabanya adalah kedua-duanya. Karena keduanya tidak dapat dibedakan. Masalahnya kita jangan memaknai nafsu secara negatif. Dalam alquran juga dikatakan nafsu mutmainnah, nafsu yang tenang. Dan menyalurkan nafsu itu juga dihalalkan dalam islam, namun dengan cara yang tepat. Oleh karna itu islam melarang kita untuk berpacaran, namun dibalik itu islam menyeru kita untuk menikah. Kerena fitnah manusia yang terbesar adalah nafsu. Orang yang sudah menikah itu memiliki obat untuk nafsunya. Jadi ketika dijalan ada godaan, ia akan ingat “oh dirumah sudah ada”.
Dulu ketika saya hendak nikah saya juga ditanya. “ini menikah karena nafsu atau karena apa?” lalu kata ustdz yang ketika itu mendampingi saya, ustdz latief khan mengatakan “yang pertama dia menikah karena Allah SWT. Yang kedua justru karena ingin menyelamatkan nafsunyalah ia menikah.
Jadi mustahil orang menikah tanpa nafsu. Kerena keduanya saling berhubungan.
Nafsu manusia dengan binatang itu sama. Bahkan ketika manusia mengikuti hawa nafsunya, ia bisa lebih bengis dari binatang. Hanya bedanya kita memiliki akal sementara mereka hanya memiliki instink.
Jadi jika ditanya menikah itu cinta atau nafsu, jawabanya adalah kedua-duanya. Karena keduanya tidak dapat dibedakan. Masalahnya kita jangan memaknai nafsu secara negatif. Dalam alquran juga dikatakan nafsu mutmainnah, nafsu yang tenang. Dan menyalurkan nafsu itu juga dihalalkan dalam islam, namun dengan cara yang tepat. Oleh karna itu islam melarang kita untuk berpacaran, namun dibalik itu islam menyeru kita untuk menikah. Kerena fitnah manusia yang terbesar adalah nafsu. Orang yang sudah menikah itu memiliki obat untuk nafsunya. Jadi ketika dijalan ada godaan, ia akan ingat “oh dirumah sudah ada”.
Dulu ketika saya hendak nikah saya juga ditanya. “ini menikah karena nafsu atau karena apa?” lalu kata ustdz yang ketika itu mendampingi saya, ustdz latief khan mengatakan “yang pertama dia menikah karena Allah SWT. Yang kedua justru karena ingin menyelamatkan nafsunyalah ia menikah.
Jadi mustahil orang menikah tanpa nafsu. Kerena keduanya saling berhubungan.
Kira-kira, ada nggak tips-tips yang bisa dilakukan agar kita bisa memanajemen cinta kita dengan baik?
Manajemen cinta itu terkait erat dengan ruhiyah. Dan ruhiyah itu menjadi penopang mendasar bagi kemenangan dakwah ini. Jadi mustahil dakwah ini akan dimenangkan oleh para pengusung dakwah yang memiliki kekerdilan jiwa. Tentu salah satu indikasinya adalah menempatkan cinta yang tidak sewajarnya. Cinta kepada mahluk yang mengalahkan cintanya pada Allah. Mau tidak mau para ikhwan maupun akhwat harus kembali mengorientasikan niat dakwah itu hanya pada Allah.
Jadi tipsnya yang pertama, jagalah hubungan baik dengan Allah. Dengan cara menjaga kedekatan kita kepada Allah baik melalui amalan yaumiah (harian) maupun ibadah lainya. Saya sering mengistilahkan tarbiyah mingguan ibarat Pengecasan . jadi kalau baterai yang sudah lama habis, maka melaluyi tarbiyah inilah kita di cas kembali agar semangat lagi. Bahkan ketika amalan yaumiah kita tidak di evalluasi pun,tetap saja saat kita berkumpul dengan para ikhwa, itu akan muncul secara sendirinya motivasi dan peningkatan ruhiyah serta rasa kedekatan kita kepada Allah SWT.
Yang kedua, rasul juga menyarankan untuk memperbanyak silaturahim dengan para ikhwa (orang yang ikut tarbiyah), bersahabat dengan orang saleh. Walaupun mungkin tidak ikhwa/akhwat itu adalah orang-orang soleh, namun saya yakin bahwa mereka adalah orang-orang yang senantiasa memperbaiki kesolehannya. Jadi salah satu yang harus kita lakukan adalah bersilaturahim dengan para ikhwah tadi.
Manajemen cinta itu terkait erat dengan ruhiyah. Dan ruhiyah itu menjadi penopang mendasar bagi kemenangan dakwah ini. Jadi mustahil dakwah ini akan dimenangkan oleh para pengusung dakwah yang memiliki kekerdilan jiwa. Tentu salah satu indikasinya adalah menempatkan cinta yang tidak sewajarnya. Cinta kepada mahluk yang mengalahkan cintanya pada Allah. Mau tidak mau para ikhwan maupun akhwat harus kembali mengorientasikan niat dakwah itu hanya pada Allah.
Jadi tipsnya yang pertama, jagalah hubungan baik dengan Allah. Dengan cara menjaga kedekatan kita kepada Allah baik melalui amalan yaumiah (harian) maupun ibadah lainya. Saya sering mengistilahkan tarbiyah mingguan ibarat Pengecasan . jadi kalau baterai yang sudah lama habis, maka melaluyi tarbiyah inilah kita di cas kembali agar semangat lagi. Bahkan ketika amalan yaumiah kita tidak di evalluasi pun,tetap saja saat kita berkumpul dengan para ikhwa, itu akan muncul secara sendirinya motivasi dan peningkatan ruhiyah serta rasa kedekatan kita kepada Allah SWT.
Yang kedua, rasul juga menyarankan untuk memperbanyak silaturahim dengan para ikhwa (orang yang ikut tarbiyah), bersahabat dengan orang saleh. Walaupun mungkin tidak ikhwa/akhwat itu adalah orang-orang soleh, namun saya yakin bahwa mereka adalah orang-orang yang senantiasa memperbaiki kesolehannya. Jadi salah satu yang harus kita lakukan adalah bersilaturahim dengan para ikhwah tadi.
Yang terakhir nih pak, ada nggak pesan-pesan untuk para pembaca Asy-Syifa terkait dengan cara menghindar VMJ tadi?
Pertama kedekatan kita pd Allah itu Mutlak. Jadi jagalah hubungan kita dengan Allah. Yang kedua, silaturahim kepada saudara kita diperketat dan di tingkatkan demi menjaga ruhiyah kita. Baik individual maupun secara bersama-sama. Kemudian yang ketiga jagalah tarbiyah pekanan. Jangn sampai alpha kecuali alasan syar’i. Pesan saya juga jangan suka membuat alasan yang menjadikan alasan tersebut sebagai tameng kita untuk tidak aktif tarbiyah. Allah mengetahui apa yang tidak kita ucapkan yang ada didalam hati kita. Selanjutnya senantiasalah membaca. Karena Alquran juga menyeru kita.
Dengan membaca kebutuhan tausyah (nasehat) kita akan terpenuhi karena tidak setiap waktu kita dapat mendengar dan memndapatkan tausyiah. Namun dengan membaca akan dapat diatasi karena membaca dapat kita lakukan setiap saat. Kemudian berinteraksilah dengan ikhwa/akhwat jika ada keperluan. Ikutilah aturan yang diperbolehkan jamaah. Yang terakhir adalah seimbangkan kuliah dengan aktivitas dakwah.
Allah SWT lebih mengetahui...............
Pertama kedekatan kita pd Allah itu Mutlak. Jadi jagalah hubungan kita dengan Allah. Yang kedua, silaturahim kepada saudara kita diperketat dan di tingkatkan demi menjaga ruhiyah kita. Baik individual maupun secara bersama-sama. Kemudian yang ketiga jagalah tarbiyah pekanan. Jangn sampai alpha kecuali alasan syar’i. Pesan saya juga jangan suka membuat alasan yang menjadikan alasan tersebut sebagai tameng kita untuk tidak aktif tarbiyah. Allah mengetahui apa yang tidak kita ucapkan yang ada didalam hati kita. Selanjutnya senantiasalah membaca. Karena Alquran juga menyeru kita.
Dengan membaca kebutuhan tausyah (nasehat) kita akan terpenuhi karena tidak setiap waktu kita dapat mendengar dan memndapatkan tausyiah. Namun dengan membaca akan dapat diatasi karena membaca dapat kita lakukan setiap saat. Kemudian berinteraksilah dengan ikhwa/akhwat jika ada keperluan. Ikutilah aturan yang diperbolehkan jamaah. Yang terakhir adalah seimbangkan kuliah dengan aktivitas dakwah.
Allah SWT lebih mengetahui...............
assalamualaikum andik....
ReplyDeletegimana kabar nya....aku adi temen SD mu
mungkin andik udah nggak kenal lagi sama adi
tapi adi masih inget sama andik....
kita pernah sekolah bareng di SD 116256 suka sari..
kalau udah baca koment ini boleh chat / cari di sini https://www.facebook.com/adie.rocket3A
atau di blogku http://www.mazadie.wordpress.com
makasih andik....... ( sahabat kecil mu) adie