Please Horn!!! (only in india)

Negara yang mungkin akan bangkit....

Tulisan ini adalah tulisan mengenai pengalaman sendiri seorang mahasiswa yang mengadakan kunjungan study banding di india. Tulisan ini adalah refleksi nasionalis bangsa indonesia.
Perjalanan menempuh 12 jam merupakan perjalanan terlama yang aku alami. Dengan menggunakan pesawat thai air, kami berangkat dari cengkareng menuju bandara ....di bangkok. Rehat selama 1 jam kami pun langsung pergi ke india melalui bandara indhira gandhi. Sesampai di india.. pengalaman berbeda langsung terasa. Udara panas, Humid dan sebagainya terasa padaku. Tak ada ynag begitu spesial untuk ku. Tidak mengapa lah... india bukanlah negara maju seperti amerika, inggris atau jepang. Kultur geografis sama seperti indonesia. Bahkan bisa jadi lebih baik indonesia.
Aku melihat dari jalanan protokol yang banyak jalan berputar, jalanan yang kurang begitu mulus, tumpukan bahan bangunan jalan yang masih berserakan. Kendaraan yang dipakai juga tergolong kendaraan yang masih kurang teknologi.
Diatas segala kelemahan yang ada di new delhi, banyak pelajaran yang aku ambil. Ya india negara yang di gadang2 sebagai macam asia beberapa tahun lagi, dan bisa jadi akan menjadi corong cermin dunia.
Mengapa saya mengatakan seperti itu. Ini adalah alasannya :
india merupakan negara yang sangat mencintai produk dalam negeri. Ini mungkin diakibatkan pengaruh swadesi yang diajarkan oleh mahatma k. Gandhi. Kita bisa lihat hampir semua jenis kendaraan adalah buah tangan india, walaupun ada kendaraan yang merek dari luar seperti suzuki dan toyota, tapi mereka harus mengalkulturasikan dengan buatan dalam negeri seperti : suzuki maruti, suzuki buatan jepang dan maruti adalah merek dalam negeri.
Hello malasya, itulah kata2 pedagang yang kami lewati. Hampir semua orang yang menyapa kami menyebut kami orang malasya. No.. we are indonesian..itulah jawaban yang sedikit gerah karna bangsa indonesia yang tidak begitu dikenal di india. Padahal kita tau hampir setiap warga indonesia mengenal namanya india.
Sayapun berpikir bahwa indonesia yang satu rumpun dengan malasya masih kalah pamor dengan malasya. Face indonesia tertutup dengan face malasya. Berkali2 disebut malasya membuat aku penasaran mengapa mereka menyebut kami malasya.(bersambung......)

Share this post