Dilematis IP tinggi dan Rendah

Dilematis IP Tinggi Dan Rendah
Pernahkah anda mendapat IP diatas 3,5 ? atau mungkin 4 ?
Pernahkah anda mendapat IP dibawah 2,5? Atau malah dibawah 1,5 ?
Pertanyaan ini saya tujukan kepada anda semua yang pasti sangat memimpikan IP tinggi sesuai dengan pertanyaan awal. Ya..kenapa harus tinggi IP Kita?
Sebelum saya menjelaskan secara Umum mengenai Index Prestasi, saya ingin mengajak anda mendalami makna IP itu sendiri.
Awal kuliah kita sedikit mengalami perubahan paradigma mengenai penilaian. Kalau waktu di SMA kita mendapat penilaian dalam bentuk nominal (angka), sekarang kita mendapat penilaian dalam bentuk huruf(esensinya sama). Hanya saja nilai kita berdasarkan range,(80-90, mendapat nilai B). Tentu hal ini sudah dimengerti oleh anda semua.
Indeks Prestasi seharusnya menjadi daya ukur kegigihan (bukan Kepadaian saja) dari para mahasiswa. Kenapa saya mengatakan kegigihan? Ini karna IP kita bukan seperti ujian SNPTN yang hanya mengandalkan kepandaian dan keberuntungan ketika mengisi jawaban, tidak mementingkan tingkah laku kita sebetulnya. IP disini tidak mutlak berdasarkan penilaian Objektif, IP juga dinilai berdasarkan tingkah laku kita dalam mengikuti perkuliahan.
Kalau gitu apa saja cara yang dapat meningkatkan IP kita?
He.. Saya akan menjelaskan beberapa pengalaman saya selama mengikuti perkuliahan. Walaupun IP saya tidak Cumelaud, tapi setidaknya memuaskan. Mau tau caranya?
1. Belajar lebih Cerdas, Bukan Belajar lebih Keras
2. Mengetahui makna IP sebetulnya
3. Pintar saja tidak cukup, anda harus pintar-pintar
4. Jujur dan percaya diri
5. Berdoa
Cuma lima?
Ya kelima hal ini adalah versi penulis. Jadi jika ada beberapa point lagi yang penting, mungkin anda bisa menambahkan sendiri. Saya akan menjelaskan beberapa point diatas :
1. Belajar Lebih Cerdas, bukan lebih keras
Kalimat ini saya dapatkan ketika saya membaca sebuah tulisan bersifat How to....dari penulis luar negeri Ron Fry yang sudah dicetak 20 juta Eksamplar. (wow.. funtastik). Dalam hal ini anda tidak harus menggunakan waktu anda secara berlebihan untuk mengerjakan tugas atau sekedar mengerjakan laporan. Yang ditekankan adalah bagaimana dengan waktu yang standart anda dapat memaksimalkan cara belajar anda. Disini juga dijelaskan metode belajar efektif. Saya tidak bisa menjelaskan secara mendetail, karna akan sangat panjang jika saya menjelaskan satu persatu. Untuk itu anda dapat mebaca buku yang saya rekomendasikan tersebut atau membaca buku referensi lain.
2. Mengetahui makna IP sebetulnya.
Ini adalah renungan buat anda mengenai apa guna IP. IP bagi beberapa institusi sangat penting. Contoh pada penerimaan beasiswa disyaratkan memiliki ipk minimal 3.3. atau bagi penerimaan pegawai negeri yang mensyaratkan IPK 3.00. namun beberapa institusi tidak memandang IPK menjadi hal yang mutlak. Pada beberapa institusi, mereka hanya meminta bukti apa2 saja yang telah anda lakukan dikampus. Apa-apa saja karya anda yang telah anda berikan bagi kampus dan negara.. hemm..menarik!!!
Kalau begitu apakah anda harus memiliki IP tinggi? Ya... anda harus memiliki IP tinggi. Namun tidak hanya itu, anda juga harus berbuat banyak untuk kampus dan sosial. Seperti mengikuti kompetisi karya ilmiah, Olimpiade, Penelitian dan sebagainya.
IP bukanlah segala2nya.. tapi IP dapat mendukung karir anda pada beberapa istitusi. Alangkah baiknya jika anda memiliki IP memuaskan juga memiliki beberapa talenta dan sumbangsih kepada kampus dan masyarakat. So..belajar tekun saja tidak cukup, anda juga harus mengabdi kepada masyarakat.

3. Pintar saja tidak cukup, anda harus pintar-pintar
Kalimat nakal ini mengisyaratkan anda masih lemah jika hanya pintar. Ya, itulah kondisi realnya, tidak dapat dipungkiri.
Saya memiliki teman yang secara kualitas sangat saya apresiasi, namun ketika saya melihat IPKya saya terkejut ketika hanya melihat ipk 2.7. apa yang salah? Setelah saya analisis ternyata walaupun beliau memiliki kepandaian yang tinggi, namun beliau kurang mampu berkomunikasi dengan dosen dan teman2nya.beliau hanya belajar secara biasa, tidak dapat mengambil kesan pada dosenya.
Komunikasi yang baik dengan dosen sangat menguntungkan anda. Kebanyakan dosen tidak memprioritaskan pada penilaian objektif. Nilai koperatif dan kegigihan juga menjadi hal prioritas. Saya pernah mengambil suatu mata kuliah “A”. Jika dinilai secara Objektif, saya tidak mungkin lulus mata kuliah tersebut. Ketika saya ujian, saya hanya dapat mengerjakan soal 2 dari 4 soal. Pada beberapa tugas saya juga tidak maksimal. Namun kenapa saya mendapat nilai A? Sebetulnya saya tidak bodoh dalam mata kuliah ini. Saya cukup mengusai mata kuliah ini. Hanya saja ada beberapa hal yang membuat saya tidak maksimal ketika ujian dan mengerjakan tugas.
Ketika saya kuliah saya sering mengajukan pertanyaan yang berbobot. Saya juga sering berdiskusi setelah habis mata kuliah. Mungkin saja karna cara ini saya mendapat nilai A. Wallahualam. Anda juga harus mengetahui karakter2 dari masing dosen. Pada beberapa dosen cara ini tidak jitu. Karna dosen tersebut masih kukuh pada penilaian Objektif berdasarkan hasil nilai.
Kemudian jika anda tidak yakin dengan nilai ujian anda (prediksi akan mendapat nilai C atau E) anda bisa menghubungi beliau untuk mendapat tugas tambahan. Merendahlah dengan beliau dalam memohon perbaikan. Namun anda jangan mengemis, anda harus profesional dalam mengutarakannya. Setelah anda mendapat tugas saya yakin jika tugas anda bagus anda akan mendapat nilai tambahan. Misal C jadi B. Lumayankan? Apakah cara ini halal? Ya selama tidak ada suap menyuap cara ini menurut saya halal untuk anda lakukan. Jadi anda haruslah benar2 pandai dalam hal ini. Pintar saja tidak cukup, tapi anda harus pintar-pintar.


4. Jujur dan Percaya diri
Jujur adalah modal besar buat kita dalam mengarungi kehidupan, termaksud dalam perkuliahan. Selama perkuliahan anda harus jujur dan percaya diri. Saya pernah mendapat perkuliahan oleh salah satu dosen. Ketika saya ujian saya selalu duduk didepan bahkan terkadang disamping tempat duduk dosen tersebut. Ini saya lakukan agar saya tidak dapat bekerja sama atau mengkopek. Walaupun hasil ujian saya tidak baik akhirnya saya mendapat nilai A.
Satu lagi cerita adalah mengenai teman saya. Ketika ujian beliau memang tidak dapat mengerjakannya, ini karna beliau tidak ada persiapan. Dalam naskah jawaban, beliau hanya bisa menjawab : “saya tidak bisa menjawab ujian bu, Saya tidak memiliki persiapan”. Setelah selesai Ujian. Teman saya mendatangi dosen tersebut dan berkata jujur apa adanya. Kemudian sang dosen hanya meminta teman saya untuk menjelaskan buku secara umum dari referensi mata kuliah tersebut. Al hasil, teman saya mendapat nilai A.. hemm... kejujuran dan percaya diri haruslah anda tanamkan secara kuat.
5. Berdoa
Ini adalah kewajiban setiap memulai apapun, termaksud ujian. Bermohonlah kepada Allah untuk kemudahan, bermohonlah kepada Allah untuk dapat memberikan ketabahan jika nantinya hasil anda kurang maksimal. Dan mohonlah anda menjadi mahasiswa yang memiliki IP bagus juga memiliki keahlian lain.

so.. itulah beberapa pengalaman pribadi saya. Walaupun saya akui saya tidak jujur 100 persen dan saya tidak percaya diri 100 %. Tapi tulisan ini mungkin saja berguna bagi anda yang tidak hanya kuliah saja,tapi juga sebagai aktivis. Bagi anda yang memiliki IPK tinggi, anda harus mengsharekan cara anda mendapat nilai bagus.. dan bagi anda yang mendapat IP rendah, anda harus belajar cara positif bagi mereka yang memiliki IP tinggi. Namun kesemua itu jangan lah anda muarakan bahwa anda harus study Orientik. Anda juga harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sekitar anda.
Anda harus bisa berkarya semaksimal mungkin. . saya percaya anda pasti bisa.

Related Posts

1 Response to "Dilematis IP tinggi dan Rendah"

  1. Saya setuju dengan pendapat anda, saya juga seorang mahasiswa yang duduk di semester satu sedang menerapkan hal-hal jitu untuk meraih IP tinggi.
    nanti kalau sudah berhasil,insyallah akan saya share ke teman-teman :)

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel